PBA UMY Lakukan KKL Internasional Perdana

December 5, 2017, oleh: superadmin

Program studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan mengadakan Kuliah Kerja Langsung (KKL) Internasional untuk pertama kalinya. Program KKL ini akan dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 10 Desember 2017 dengan tujuan universitas yang berada di Malaysia dan Singapura. Disebutkan oleh Kepala Program Studi PBA UMY, Talqis Nurdianto, L.c., M.A., program perdana ini bertujuan untuk memberikan wawasan internasional kepada mahasiswa PBA UMY.
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan bekerjasama dengan mitra universitas yang sudah memiliki MoU dengan UMY. “KKL yang akan dilakukan tahun ini akan bekerjasama dengan fakultas yang sudah memiliki MoA dengan UMY, yaitu Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Universiti Teknologi Mara (UiTM), dan Muhammadiyah Islamic College Singapore (MICS). Hal tersebut agar nantinya kerjasama yang terjalin dapat lebih fokus dan intensif dengan fakultas-fakultas yang ada di sana,” ujar Talqis ketika diwawancarai oleh tim Biro Humas & Protokol, Kamis (30/11).
KKl tersebut juga bertujuan untuk mempererat silaturrahim mahasiswa bahasa Arab di luar negeri. “Di dalam Indonesia sendiri sebenarnya sudah ada ikatan mahasiswa bahasa Arab, namun antara Indonesia dan mahasiswa bahasa Arab luar negeri belum ada. Kami mencoba untuk menjembatani pembentukan ikatan mahasiswa tersebut dengan melakukan KKL ke beberapa perguruan tinggi di Malaysia dan Singapura,” papar Talqis
Talqis melanjutkan bahwa program KKL ini juga akan menjadi kegiatan khas PBA UMY. “Ada sekitar 130-an program PBA di Indonesia dan kurang lebih 3 diantaranya ada di DI Yogyakarta. Masing-masing prodi tersebut memiliki kesamaan dengan PBA yang ada di UMY, kemudian kita putuskan pada tahun 2014 kita mengadakan program KKL untuk mahasiswa sebagai ciri yang membedakan. Mahasiswa diarahkan untuk mengikuti program KKL agar mahasiswa dapat memiliki wawasan internasional mengenai bahasa Arab,” lanjut Talqis.
Selama KKL mahasiswa akan terlibat dengan berbagai macam aktivitas seperti mempresentasikan penelitian dalam bahasa Arab, dialog kemahasiswaan, dan juga kegiatan non-formal yang dapat membantu meningkatkan kemampuan mahasiswa PBA UMY dalam berbahasa Arab. “KKL ini akan memberikan nilai tambah pada mahassiwa yaitu Surat Keterangan Pendamping Ijazah yang menyatakan bahwa mahasiswa PBA UMY memiliki wawasan internasional. Karena kegiatan KKL tersebut nantinya akan diisi dengan pelatihan-pelatihan mengenai pendidikan bahasa Arab. Misalnya pelatihan metodologi penelitian bahasa Arab pada dosen USIM,” ujar Talqis.
“Mahasiswa yang berangkat untuk program KKL ini adalah mahasiswa angkatan 2014 yang saat ini sedang menjalani semester 7. Kemudian untuk pembiayaan, program ini sudah dibebankan dalam SPP sehingga mahasiswa tidak perlu terbebani dengan biaya yang besar ketika akan berangkat. Mengingat KKL ini merupakan kali pertama dilakukan, tentunya ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki terutama dalam administrasi dan kedepannya akan dilakukan pembenahan pada hal tersebut,” sambung Talqis.
Talqis mengungkapkan bahwa idealnya program KKL ini bisa diteruskan dan menjadi rutinitas tahunan untuk PBA UMY. “Karena ini merupakan ciri pembeda yang dimiliki UMY dari prodi PBA lainnya sehingga dapat menjadi daya tarik sendiri untuk calon mahasiswa. KKL tersebut juga berfungsi menjadi evaluasi untuk PBA UMY agar kita dapat terus meningkatkan kinerja dan kualitas internal program studi PBA. Harapan kita untuk mahasiswa adalah agar mahasiswa dapat memiliki wawasan internasional, karena itu kami menjadikan program keluar negeri sebagai syarat kelulusan. Tidak harus ke Malasysia, kita juga berhubungan baik dengan universitas di negara lainnya seperti Suez Canal University di Mesir, Ez-Zitouna University di Tunisia dan juga beberapa universitas di negara lainnya. Kemudian kami berharap program ini dapat menjadi bekal yang layak bagi alumni PBA UMY untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan mereka. Selain itu juga agar bahasa Arab ini dapat menjadi sarana komunikasi internasional dan khususnya oleh kaum muslimin di lingkungannya masing-masing,” tutup Talqis. (raditia)
 
Sumber: BHP UMY