Mahasiswa PBA Turut Mengembangkan Pengolahan Kotoran Hewan Ternak Di Gondangsari, Boyolali Melalui Program KKN Tematik

February 11, 2020, oleh: superadmin

Pupuk kompos merupakan penguraian dari campuran bahan-bahan organik menjadi penyubur tanaman yang proses pembuatannya dapat dipercepat menggunakan bantuan mikroba. Pupuk kompos ini berbahan dasar kotoran hewan ternak seperti kotoran sapi dan ayam, dapat juga menggunakan limbah dapur seperti sisa-sisa sayuran dan buah-buahan.
Salah satu mahasiswa PBA UMY, Putri Wijayanti, menjadi salah satu anggota Tim KKN Tematik 163 UMY ikut serta dalam program pengelolaan kotoran hewan ternak bagi masyarakat Gondangsari, Boyolali. Dari hasil survey, tim mahasiswa melihat banyaknya limbah kotoran hewan ternak maupun limbah dapur yang sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh warga. Agar warga dapat melihat potensi tersebut dan mengembangkannya, Tim KKN bersama dengan “Sahabat Farm” mengadakan kegiatan sosialisasi dan praktik pembuatan pupuk kompos. Sahabat Farm merupakan konsultan pertanian dari Yogyakarta yang banyak memberikan pelatihan di bidang budidaya sayuran dan juga peternakan serta perikanan. Sosialisasi dan praktik dilakukan di kediaman Bapak Sukamto selaku Ketua Kelompok Tani Ngudi Mulyo, dengan target warga dan anggota  kelompok tani “Ngudi Mulyo” yang beranggotakan kurang lebih 40 orang.
Dalam pelatihannya, Sahabat Farm menyampaikan bahwa kotoran hewan ternak tidak hanya dimanfaatkan sebagai pupuk saja, tetapi dapat dimanfaatkan juga sebagai bahan baku batu bata. Kemudian pupuk organik juga dapat diolah melalui limbah dapur.

“Semua yang ada disekitar kita harus dlihat sebagai uang, uang, dan uang. Jadi tidak ada limbah yang terbuang begitu saja di tempat pembuangan akhir. Apa yang telah menjadi sampah, mulai saat ini harus bisa menjadi uang,” ujar kata Muhammad Farhan ketua Sahabat Farm, sebagai pembicara dalam kegiatan sosialisasi pupuk kompos. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya sosialisasi ini warga mampu memanfaatkan limbah dan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos untuk mengurangi biaya pembelian pupuk, sehingga terjadi simbiosis mutualisme antara warga dan kelompok tani ‘Ngudi Mulyo’.
Hal ini juga didukung oleh Bapak Sukamto selaku ketua kelompok tani ‘Ngudi Mulyo’, “Kami berharap dengan adanya sosisalisasi yang dilakukan oleh adik-adik KKN ini dapat memajukan kelompok tani Ngudi Mulyo dan warga Gondangsari, maka tidak banyak limbah yang terbuang dan para petani dapat menghemat pembelian pupuk untuk kebutuhan pertanian,” ungkapnya setelah pelatihan.

Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan mampu memangkas biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk di pasaran dan menambah wawasan masyarakat terhadap pengelolaan limbah kotoran hewan ternak dan sampah rumah tangga. Selain itu, limbah-limbah yang tadinya terbuang secara sia-sia juga dapat dimanfaatkan warga sebagai pupuk untuk tanaman mereka,maupun dapat dimanfaatkan sebagai olahan lain seperti batu bata dan lain sebagainya.
KKN sebagai salah satu pembelajaran menjadi program penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman yang berbeda dari teori yang di dapatkan di kelas. Hal ini pula yang dirasakan Putri, bahwa selama KKN justru pelajaran tentang gotong royonglah yang banyak dipelajari. Interaksi langsung dengan warga juga antar anggota kelompok menjadi proses pendewasaan bagi Putri, dan tentunya bagi seluruh tim KKN Tematik 163 UMY.